Penyebab Sungai, Danau, dan Laut Tercemar

Penyebab Sungai, Danau, dan Laut Tercemar

Air adalah salah satu sumber daya terpenting bagi kehidupan dan lingkungan. Namun, kualitas air saat ini semakin menurun akibat aktivitas manusia dan perubahan lingkungan. Sungai, danau, kolam, dan wilayah laut masing-masing menghadapi tantangan pencemaran yang berbeda karena karakteristik aliran dan kondisi ekosistemnya. Memahami masalah ini menjadi langkah awal untuk menjaga keberlanjutan sumber daya air dan memastikan air tetap aman digunakan.


1. Sungai (Rivers)

Sungai berfungsi sebagai sumber air dan tempat pembuangan limbah domestik, pertanian, dan air kotor lainnya. Sungai merupakan bagian dari sistem daur ulang air yang luas, sehingga pengendalian beban pencemaran dan pengelolaan kualitas air harus dilakukan pada seluruh daerah aliran sungai (DAS).

a. Daerah Hulu

Di bagian hulu, beberapa sungai pegunungan masih memiliki kemampuan alami untuk memurnikan air. Namun, beban pencemaran semakin meningkat akibat:

  • Limbah peternakan,
  • Limbah dari fasilitas wisata seperti resort,
  • Polusi udara yang larut ke dalam air.

Kondisi air menjadi lebih buruk dibandingkan apa yang terlihat secara kasat mata.

b. Daerah Tengah

Di tengah aliran sungai, kualitas air memburuk akibat buangan limbah dari kota kecil dan menengah yang belum memiliki sistem pengolahan air limbah. Hal ini menuntut adanya langkah pelestarian kualitas air melalui perbaikan sistem drainase dan sanitasi kota.

c. Daerah Hilir

Di hilir, masalah semakin berat karena:

  • Koefisien limpasan air hujan meningkat,
  • Jumlah air hujan yang mengalir ke sungai bertambah signifikan,
  • Kecepatan aliran air lambat di dataran rendah,
  • Polutan mengendap dan menumpuk di dasar sungai.

Kondisi ini memicu pencemaran yang bersifat menetap atau berkelanjutan.


2. Danau dan Kolam (Lakes and Ponds)

Air di danau dan kolam bersifat stagnan, sehingga kualitas air mudah memburuk. Dahulu, eutrofikasi tidak terjadi secara tiba-tiba karena rantai makanan dalam ekosistem membantu menjaga keseimbangan.

Namun, masuknya nutrien dalam jumlah besar mengganggu keseimbangan tersebut dan menyebabkan:

  • Lonjakan populasi organisme tertentu,
  • Penurunan atau hilangnya organisme lain,
  • Gangguan ekosistem secara keseluruhan.

Permasalahan khusus muncul di daerah pegunungan yang mengalami pembangunan fasilitas buatan dan pengembangan area peternakan. Beban pencemaran meningkat, termasuk dari danau buatan yang dibangun di area yang tidak memiliki kondisi ekologi alami untuk menampung danau.

Perbedaan utama antara sungai dan danau adalah bahwa di danau, beban pencemaran yang masuk akan:

  • Mengalami perubahan bentuk,
  • Mengendap di dasar,
  • Terakumulasi bersama organisme yang mati,
  • Kemudian tercuci kembali ke air seiring waktu.

Oleh karena itu, dalam penanganan pencemaran danau, diperlukan perhatian pada beban masuk (inflow) dan beban internal (internal loading).


3. Wilayah Laut (Sea Areas)

Wilayah laut menghadapi permasalahan yang mirip dengan sungai dan danau, tetapi melibatkan air laut. Di teluk dan daerah yang airnya stagnan, permasalahan menyerupai danau dan rawa. Sementara di area yang memiliki arus laut, permasalahannya mirip dengan sungai.

Namun, laut memiliki karakteristik berbeda:

  • Area laut sangat luas dan saling terhubung,
  • Sumber pencemaran sulit ditentukan secara spesifik,
  • Proses pencemaran lebih kompleks dibandingkan sungai atau danau,
  • Ukuran wilayah dan arah pergerakan air tidak tetap.

Dibandingkan perairan darat, pencemaran laut dapat menimbulkan ancaman besar, terutama terhadap industri perikanan.

Ingin tahu seberapa bersih air di sungai, danau, atau laut di sekitar Anda? Pelajari Water Quality Index (WQI) untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang kualitas air dan faktor pencemarannya.